JAKARTA – Kementerian Transmigrasi membuka peluang kerja sama dengan Pemerintah Singapura di bidang pendidikan, riset, dan pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian dari transformasi kawasan transmigrasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerja sama ini dibahas dalam pertemuan virtual antara Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, dengan Menteri Pertahanan Singapura, Mr. Chan Chun Sing, pada Senin (14/07/2025).
Menteri Iftitah dan Mr. Chan merupakan kawan lama, saling kenal sejak 2001 silam. Selain menjabat sebagai Menhan, Mr. Chan dikenal sebagai mantan Menteri Pendidikan Singapura serta aktif mendorong kolaborasi pendidikan dan pengembangan SDM antarnegara.
Dalam pertemuan tersebut, Mr. Chan menyampaikan kesiapan Singapura untuk mengirimkan peneliti ke kawasan transmigrasi seperti Rempang, apabila terjalin kemitraan formal antara universitas kedua negara. Dirinya mendorong terbentuknya program double degree jenjang magister, beasiswa pendidikan, dan riset bersama antara universitas di Indonesia dan Singapura.
“Jika ada kerja sama resmi, kami siap mengirim peneliti Singapura tinggal dan bekerja di kawasan transmigrasi. Ini bentuk kontribusi langsung untuk masa depan kawasan transmigrasi,” ujar Mr. Chan.
Beberapa universitas Indonesia seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) diusulkan menjadi mitra awal. Program ini akan didorong lewat skema Public-Private Partnership (PPP), melibatkan universitas, perusahaan, dan pemerintah dari kedua negara.
Menteri Iftitah menyambut positif kolaborasi ini dan menyebut kerja sama pendidikan dan riset sebagai kunci pembangunan transmigrasi masa depan.
“Kawasan transmigrasi hari ini harus menjadi pusat pengembangan manusia, bukan sekadar lokasi pemindahan penduduk. Kita ingin menciptakan wilayah yang tumbuh melalui ilmu, inovasi, dan keadilan sosial,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menteri Iftitah menegaskan bahwa reformasi transmigrasi tidak cukup dengan membangun infrastruktur. Diperlukan pula ekosistem pengetahuan, budaya kerja baru, serta kolaborasi global yang dapat membawa percepatan transformasi.
“Kami sangat terbuka untuk kolaborasi lintas negara, termasuk menerima langsung peneliti dari Singapura. Ini bukan sekadar kerja sama teknis, tapi bentuk investasi jangka panjang dalam kualitas manusia dan wilayah,” tambahnya.
Pemerintah Singapura juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa, serta adaptasi praktik baik dari Singapura untuk memperkuat daya saing kawasan transmigrasi di Indonesia.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Mr. Kwok Fook Seng, juga menyampaikan undangan resmi kepada Menteri Iftitah untuk berkunjung ke Singapura dalam waktu dekat guna memperdalam kerja sama strategis ini.
Sebagai langkah konkret, pihak Singapura meminta Kementerian Transmigrasi segera menyampaikan rincian kebutuhan dan profil kawasan transmigrasi, guna menyesuaikan dengan rencana pengiriman 10 peneliti ke Indonesia untuk mengembangkan kawasan transmigrasi.
Kerja sama ini menjadi momentum penting dalam membangun diplomasi pembangunan manusia antara Indonesia dan Singapura melalui pendekatan transmigrasi berbasis pengetahuan, teknologi, dan kemitraan global. (rdp)
Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia
Jl. TMP Kalibata No.17, Jakarta Selatan 12750
(021) 7994372
Email : humas@transmigrasi.go.i.d
Website : www.transmigrasi.go.id
Fb : @Kementrans.ri
Tiktok : @Kementrans.ri
Instagram : @Kementrans.ri
X : Kementrans_ri