Dua ribu tenaga akademik akan disebar ke 153 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia, untuk mengidentifikasi potensi-potensi investasi di kawasan-kawasan tersebut.
Ini merupakan perwujudan dari transformasi transmigrasi sebagai strategi pembangunan kawasan yang berkelanjutan dan inklusif.
“Transmigrasi saat ini bukan lagi sekadar pemindahan penduduk. Ia adalah bagian dari investasi jangka panjang dalam pembangunan. Ekspedisi Patriot 2025 menjadi sarana pengiriman SDM unggul untuk menggarap potensi daerah dan menyusun desain investasi berbasis data,” ujar Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara di Jakarta, Sabtu (9/8).
Para peserta ekspedisi berasal dari tujuh perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Kelak akan lebih banyak perguruan tinggi negeri dan swasta yang akan bergabung.
Para tenaga akademik ini terdiri dari Guru Besar, peneliti, dosen dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Misi utama mereka memetakan potensi ekonomi, menyusun rencana investasi, serta memperkuat kapasitas sosial dan kelembagaan masyarakat lokal.
“Ekspedisi ini adalah laboratorium pembangunan kawasan. Para patriot bukan hanya pengamat, tapi pelaku yang akan menyusun desain investasi konkret, aplikatif, dan berbasis potensi yang terukur,” jelas Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (PEPMT), Velix V. Wanggai.
Ruang lingkup kegiatan para patriot meliputi identifikasi peluang ekonomi lokal, pendampingan UMKM, penyusunan skema investasi, serta pelibatan pemangku kepentingan daerah. Hasilnya akan dituangkan dalam bentuk rencana investasi kawasan dan laporan teknis strategis yang dapat menjadi bahan tindak lanjut Kementerian Transmigrasi, maupun para pemerintah daerah.
Distribusi sebaran peserta ekspedisi sebagai berikut:
Pulau Sumatera: 37 kabupaten/kota, Kalimantan: 20 kabupaten/kota, Sulawesi: 40 kabupaten/kota, Maluku dan Papua: 16 kabupaten/kota, dan Nusa Tenggara: 20 kabupaten/kota
Program ini juga didukung oleh koordinasi erat antara Kementerian Transmigrasi, pemerintah daerah, serta kampus mitra seperti ITB, IPB, UGM, UI, UNPAD, UNDIP, dan ITS. Kolaborasi ini memperkuat peran akademisi dalam menciptakan pendekatan ilmiah, partisipatif, dan kontekstual terhadap pembangunan kawasan transmigrasi.
“Ekspedisi Patriot adalah pondasi awal dari ekosistem pembangunan kawasan berbasis data. Kita ingin menjembatani kekuatan lokal, pengetahuan akademik dan strategi investasi agar bersatu dalam satu desain kawasan yang terarah dan berdampak,” tutup Velix.
Nomor: B.502/HM.04.01/VIII/2025
Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia
Jl. TMP Kalibata No.17, Jakarta Selatan 12750
(021) 7994372
humas@transmigrasi.go.id
www.transmigrasi.go.id