Sebanyak 26 peneliti Orang Asli Papua (OAP) terbaik siap diterjunkan ke Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, dan Nusa Tenggara Timur untuk melakukan penelitian mendalam di kawasan transmigrasi. Mereka akan memulai tugas lapangan pada 1 September 2025, setelah terlebih dahulu mengikuti pembekalan intensif pada 24–25 Agustus 2025 di Jakarta.
“Membangun Papua ibarat filosofi telur: kalau dipecahkan dari luar, ia mati. Tapi jika pecah dari dalam, lahirlah kehidupan. Transmigrasi ada untuk membantu proses itu dari dalam — memperkuat potensi masyarakat OAP dan sumber daya lokal serta membangun harmoni masyarakat,” kata Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara.
Sebelum diberangkatkan ke lokasi, para peneliti termasuk 26 OAP ini akan diberikan pembekalan insentif dari para tokoh nasional, termasuk menteri dan mantan menteri yang telah memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Pengalaman dan wawasan mereka akan menjadi bekal penting bagi para peneliti sebelum turun langsung ke lapangan.
Direktur Jenderal Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi, Velix Wanggai mengatakan keterlibatan OAP dalam penelitian di kawasan transmigrasi menjadi langkah penting untuk menguatkan rasa memiliki terhadap program pembangunan.
“Kita ingin transmigrasi di tanah Papua dan wilayah lainnya berjalan dengan pendekatan yang tepat sasaran. Peneliti dari OAP hadir bukan hanya sebagai pengamat, tapi sebagai bagian dari solusi, memastikan sinergi antara masyarakat lokal dan transmigran dapat terwujud,” ungkap Velix yang juga Orang Asli Papua.
Sebagai informasi, program ini merupakan bagian dari Ekspedisi Patriot 2025, sebuah inisiatif strategis yang menggabungkan potensi riset, semangat pengabdian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan transmigrasi. Tujuannya untuk menghadirkan rekomendasi kebijakan berbasis data, mendorong inovasi ekonomi lokal dan memperkuat harmoni antara masyarakat setempat dengan komunitas transmigran.
Ekspedisi Patriot 2025 bukan sekadar kegiatan penelitian, tetapi juga wadah pembelajaran dan kolaborasi. Para peneliti akan mengidentifikasi potensi unggulan daerah, memetakan tantangan pembangunan, serta menyusun strategi pemberdayaan masyarakat yang berbasis potensi lokal. Hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan penting bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan keterlibatan para peneliti OAP, diharapkan transmigrasi dapat terus berkembang menjadi model pembangunan terpadu yang membawa manfaat nyata bagi semua pihak, baik masyarakat lokal maupun transmigran. (AAF)
Nomor: B.509/HM.04.01/VIII/2025
Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia
Jl. TMP Kalibata No.17, Jakarta Selatan 12750
(021) 7994372
humas@transmigrasi.go.id
www.transmigrasi.go.id